JAKARTA - Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) Megawati Zebua membantah keras tuduhan penganiayaan terhadap awak kabin. Sebelumnya viral anggota DPRD Sumut yang diduga cekik pramugari.

Ia mengaku hanya berusaha membantu seorang penumpang lansia yang khawatir tertinggal pesawat lanjutan ke Padang jika harus menunggu bagasi terlalu lama.

"Video yang viral itu tidak benar. Saya tidak mencekik. Saya hanya menyuruh pramugari bergeser agar penumpang lain bisa masuk. Saat itu saya hanya minta tolong karena kasihan dengan bapak tua yang harus transit ke Padang. Koper saya sendiri sudah di bagasi,” ujar Megawati

Ia juga menjelaskan bahwa dorongan yang terjadi semata-mata dilakukan agar pramugari memberi jalan, bukan sebagai bentuk kekerasan.

Akibat keributan dan dugaan anggota DPRD Sumut cekik pramugari, Megawati akhirnya diminta turun dari pesawat oleh pihak bandara untuk memberikan klarifikasi. Ia pun gagal melanjutkan penerbangan bersama penumpang lainnya.

Sebelumnya, Ketegangan tak terduga terjadi di kabin pesawat Wings Air rute Gunungsitoli–Kualanamu ketika seorang anggota DPRD Sumatera Utara, berinisial MZ, terlibat adu mulut dengan pramugari.

Insiden ini menjadi viral setelah terekam dalam video amatir yang menyebar luas di media sosial sejak Senin 14 April malam.

Dalam rekaman tersebut, seorang pramugari berseragam merah tampak terlibat cekcok dengan seorang penumpang wanita berbaju putih yang kemudian diketahui adalah Megawati Zebua, anggota DPRD Sumut.

Tak hanya beradu argumen, anggota DPRD Sumut itu diduga sempat mendorong dan bahkan cekik pramugari tersebut.

Insiden itu terjadi saat pesawat bersiap lepas landas dari Bandara Gunungsitoli, Kabupaten Nias, menuju Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang. Ketegangan dipicu oleh perdebatan mengenai penempatan barang bawaan di kabin pesawat.

Menurut informasi yang beredar, MZ keberatan ketika diminta menaruh koper di bagian belakang kabin. Ia diduga menolak permintaan pramugari, hingga pertengkaran tak terhindarkan dan ada dugaan anggota DPRD Sumut cekik pramugari.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)