JAKARTA - Maladewa pada Hari Selasa mengumumkan larangan masuk bagi warga Israel ke wilayah kepulauan yang menjadi tujuan wisata ternama itu, sebagai "solidaritas yang tegas" terhadap rakyat Palestina.
Presiden Maladewa Mohamed Muizzu meratifikasi undang-undang tersebut segera setelah disetujui oleh Parlemen pada Hari Selasa.
"Ratifikasi tersebut mencerminkan sikap tegas pemerintah dalam menanggapi kekejaman yang terus berlanjut dan tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina," kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan, melansir Arab News dari AFP 15 April.
"Maladewa menegaskan kembali solidaritasnya yang tegas dengan perjuangan Palestina," tegas pernyataan itu.
Larangan tersebut akan segera dilaksanakan, kata juru bicara kantor Presiden Muizzu.
Maladewa telah mencabut larangan sebelumnya terhadap wisatawan Israel pada awal 1990-an dan sempat memulihkan hubungan pada tahun 2010.
Partai-partai oposisi dan sekutu pemerintah di Maladewa telah menekan Presiden Muizzu untuk melarang warga Israel sebagai pernyataan penentangan terhadap perang Gaza.
Kementerian Luar Negeri Israel tahun lalu mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Maladewa.
Maladewa, Republik Islam dengan 1.192 pulau karang yang berlokasi strategis, terkenal dengan pantai berpasir putih yang terpencil, laguna biru kehijauan yang dangkal hingga tempat liburan bergaya Robinson Crusoe.
Data resmi menunjukkan ada sekitar 59 wisatawan Israel yang mengunjungi negara kepulauan itu pada Bulan Februari, di antara 214.000 kedatangan asing lainnya.
另请阅读:
Konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 250 lainnya disandera, menurut perhitungan Israel, seperti dikutip dari Reuters.
Israel membalas dengan melakukan blokade, serangan udara, hingga kampanye militer di wilayah Gaza.
Otoritas kesehatan setempat pada Hari Selasa mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina telah mencapai 51.000 jiwa, kata otoritas kesehatan setempat Hari Selasa, sementara korban luka-luka mencapai 116.343 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)