Pandan wangi
Pandanus amaryllifolius | |
---|---|
Pandan wangi | |
Klasifikasi ilmiah ![]() | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | Pandanales |
Famili: | Pandanaceae |
Genus: | Pandanus |
Spesies: | P. amaryllifolius
|
Nama binomial | |
Pandanus amaryllifolius |
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) adalah tanaman tropis dari genus Pandanus (screwpine), yang umum dikenal sebagai pandan. Tanaman ini memiliki daun yang harum dan banyak digunakan sebagai penyedap dalam berbagai masakan di Asia Tenggara. Selain itu, pandan juga digunakan dalam beberapa masakan Asia Selatan (seperti masakan Tamil) serta dalam masakan Hainan dari Tiongkok.
Habitat
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
Tanaman ini bersifat steril dan hanya dapat berkembang biak secara vegetatif melalui anakan atau stek. Spesies ini pertama kali dideskripsikan dari spesimen yang berasal dari Kepulauan Maluku, dan keberadaan bunga jantan yang langka pada spesimen tersebut mungkin menunjukkan bahwa wilayah ini adalah asal mula spesies tersebut. Namun, karena tidak ditemukan spesimen liar lainnya, hal ini masih berupa dugaan. Tanaman ini dibudidayakan secara luas di seluruh Asia Tenggara dan Asia Selatan.[1][2][3]
Ciri-ciri botani
[sunting | sunting sumber]Aroma khas pandan disebabkan oleh senyawa aroma 2-asetil-1-pirolin, yang ditemukan di papila epidermis bagian bawah;[4] senyawa ini juga memberikan aroma khas pada roti putih, beras melati, dan beras basmati (serta bunga roti Vallaris glabra).[5] Meskipun tanaman ini tidak ditemukan di alam liar, pandan dibudidayakan secara luas. Tanaman ini tumbuh tegak dengan daun hijau berbentuk kipas yang panjang, sempit, menyerupai bilah, serta memiliki akar udara yang berkayu. Pandan bersifat steril, bunganya sangat jarang tumbuh, dan tanaman ini diperbanyak melalui stek.[6][7]
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Kuliner
[sunting | sunting sumber]Rasa pandan digambarkan sebagai floral, manis, berumput, serta mirip vanila.[8][9] Aroma dan rasanya sering kali lembut atau samar.[10]

Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dipakai dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak, bubur kacang hijau, klepon, kue putu, lapis legit, dan lain-lain. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma harum.
Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan.
Di Sri Lanka, pandan disebut rampe (Sinhala: රම්පේ; Tamil: ரம்பை) dan ditanam hampir di setiap rumah tangga. Sebagian besar masakan Sri Lanka menggunakan daun ini sebagai penambah aroma, bersama dengan daun kari. Di India, pandan dikenal sebagai daun annapurna; di Odisha, daun ini digunakan untuk memberi aroma pada nasi dan pithas. Di Bangladesh, pandan disebut pulao pata (পোলাও পাতা), sedangkan di Maladewa, pandan disebut ran’baa dan digunakan untuk meningkatkan rasa pulao, biryani, serta puding nasi kelapa manis atau payesh jika tidak menggunakan beras basmati. Pandan dapat menjadi pengganti aroma basmati yang lebih murah, karena nasi biasa tanpa aroma dapat dibuat berbau dan terasa seperti basmati dengan tambahan pandan.
Daun pandan dan ekstraknya telah digunakan sebagai pengawet makanan karena memiliki sifat antibakteri dan antijamur, terutama terhadap jamur. Pada Oktober 2017, koki selebritas Nigella Lawson meramalkan bahwa pandan akan menggantikan popularitas matcha dan roti alpukat. Meskipun tanaman ini semakin dikenal di media sosial, khususnya di Inggris, pada tahun 2017, banyak yang menolak laporan yang menyebut Lawson sebagai "penemu" bahan baru, karena pandan telah lama digunakan di Asia.[11][12]
Pengobatan tradisional
[sunting | sunting sumber]Daun pandan digunakan dalam industri parfum dan pengobatan tradisional. Esens P. amaryllifolius juga bisa menjadi pengganti esens vanila. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa P. amaryllifolius memiliki efek sebagai pengusir kecoa Amerika (Periplaneta americana L.)[13]
Penyegar udara
[sunting | sunting sumber]Daun pandan memiliki aroma yang menyenangkan dan dapat digunakan sebagai penyegar udara alami. Di Thailand, beberapa sopir taksi menggunakan pandan sebagai pewangi di dalam mobil mereka.[10]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Pandan untuk jenis-jenis pandan yang lain.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Liew, P. S. (2013-01-12). "Pandanus amaryllifolius – The only Pandanus with fragrant leaves". Tropical Biodiversity (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Wakte, Kantilal V.; Nadaf, Altafhusain B.; Thengane, Ratnakar J.; Jawali, Narendra (2009-08-01). "Pandanus amaryllifolius Roxb. cultivated as a spice in coastal regions of India". Genetic Resources and Crop Evolution (dalam bahasa Inggris). 56 (5): 735–740. doi:10.1007/s10722-009-9431-5. ISSN 1573-5109.
- ^ Stone, Benjamin C. (1978-07-01). "Studies in Malesian Pandanaceae XVII on the taxonomy of 'Pandan Wangi' A Pandanus cultivar with scented leaves". Economic Botany (dalam bahasa Inggris). 32 (3): 285–293. doi:10.1007/BF02864702. ISSN 1874-9364.
- ^ Wakte, Kantilal V.; Nadaf, Altafhusain B.; Thengane, Ratnakar J.; Jawali, Narendra (2009-08-01). "Pandanus amaryllifolius Roxb. cultivated as a spice in coastal regions of India". Genetic Resources and Crop Evolution (dalam bahasa Inggris). 56 (5): 735–740. doi:10.1007/s10722-009-9431-5. ISSN 1573-5109.
- ^ Wongpornchai, Sugunya; Sriseadka, Tinakorn; Choonvisase, Suppachai (2003-01-01). "Identification and Quantitation of the Rice Aroma Compound, 2-Acetyl-1-pyrroline, in Bread Flowers (Vallaris glabra Ktze)". Journal of Agricultural and Food Chemistry. 51 (2): 457–462. doi:10.1021/jf025856x. ISSN 0021-8561.
- ^ "To mimic its tropical home, give Pandan Grass lots of warmth and humidity". Cape Gazette. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Contributor, SF Gate (2014-07-09). "How to Plant Pandan". Weekand (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "Here's what you need to know about pandan leaves - 'the next big food trend'". Metro (dalam bahasa Inggris). 2017-10-22. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "Pandan, Southeast Asia's Humble Leaf Set to Take the World by Storm | Saigoneer". saigoneer.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ a b "All You Need to Know About Pandan". MICHELIN Guide (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Commetric (2017-11-29). "Mapping the Top Food & Drink Trends of 2018: Pandan | Commetric" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ "Has Nigella 'Columbused' pandan?". ABC listen (dalam bahasa Inggris). 2017-11-14. Diakses tanggal 2025-03-07.
- ^ Ahmad, Faujan B. H.; Mackeen, Muhammad M.; Ali, Abdul M.; Mashirun, Siti R.; Yaacob, Mariani M. (1995-12-01). "Repellency of Essential Oils Against the Domiciliary Cockroach, Periplaneta Americana". International Journal of Tropical Insect Science (dalam bahasa Inggris). 16 (3): 391–393. doi:10.1017/S174275840001746X. ISSN 1742-7592.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]